SEJARAH SURAT PERINTAH SEBELAS MARET

Sejarah SUPERSEMAR 11 Maret 1966 | Perssukma.id/Dok. Pers Sukma

Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) merujuk pada peristiwa politik yang terjadi pada 11 Maret 1966 di Indonesia. Pada saat itu, Soekarno, Presiden Indonesia, mengeluarkan Supersemar yang mencabut konstitusi tahun 1945 dan membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta membentuk pemerintahan militer di bawah pimpinan Jenderal Soeharto. Peristiwa ini dikenal sebagai awal dari Orde Baru di Indonesia.

Latar belakang terjadinya Supersemar adalah gejolak politik dan ekonomi di Indonesia pada masa itu. Ketegangan antara pemerintahan Soekarno dan fraksi militer yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto, disertai dengan krisis ekonomi dan ketidakstabilan politik, menciptakan kondisi yang memicu pengambilalihan kekuasaan melalui Supersemar 1966.

Tokoh yang terlibat dalam peristiwa Supersemar, antara lain:

1. Presiden Soekarno

2. Jendral Soeharto

3. Brigjen Amir Machmud

4. Brigjen Andi Muhammad Jusuf Amin

5. Mayjen Basuki Rachmat

Kronologi peristiwa Supersemar:

• 11 Maret 1966: Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar yang mencabut konstitusi 1945 dan membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

•Setelah pengumuman Supersemar, kekuasaan sipil beralih ke tangan militer dan Jenderal Soeharto mulai mengonsolidasikan kekuasaannya.

•Peristiwa ini menjadi puncak dari ketegangan politik yang telah lama terjadi antara pemerintahan Soekarno dan fraksi militer yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto.

Dampak setelah adanya peristiwa Supersemar:

1. Berakhirnya Era Soekarno: Supersemar menandai berakhirnya kekuasaan politik Soekarno yang dianggap kontroversial oleh sebagian kalangan.

2. Penguasaan Militer: Supersemar membawa militer, terutama di bawah kepemimpinan Jenderal Soeharto, mengambil alih kekuasaan politik di Indonesia.

3. Stabilitas Politik: Meskipun terjadi konsolidasi kekuasaan, peristiwa ini juga membawa stabilitas politik bagi Indonesia setelah periode ketidakstabilan.

4. Perubahan Sistem Pemerintahan: Pemerintahan militer yang berkuasa setelah Supersemar membawa perubahan signifikan dalam sistem pemerintahan Indonesia.

5. Perubahan Sosial dan Ekonomi: Orde Baru yang dimulai setelah peristiwa ini membawa perubahan sosial, ekonomi, dan politik yang berpengaruh bagi Indonesia selama beberapa dekade.

6. Pengaruh Terhadap Masyarakat: Supersemar juga memberikan dampak psikologis bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam hal perubahan dinamika kekuasaan dan pemerintahan.

Penulis: Nita Istiyani
Penyunting: Dyanita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

71 − 62 =