Sabtu, 3 Juni 2023 terlaksana kegiatan Peduli Lingkungan dengan tema “Satu Mangrove Berjuta Kebaikan” di Desa Ekowisata Cuku Nyinyi Sidodadi, Pesawaran. Kampanye ini merupakan kolaborasi 3 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Perguruan Tinggi Lampung yaitu Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Institut Teknologi Sumatera (ITERA), dan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjung Karang.
Ekowisata Cuku Nyinyi merupakan destinasi wisata yang memiliki pendekatan edukatif terhadap penanaman pohon mangrove. Tempat ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu wilayah pesisir dan wilayah pegunungan. Di daerah pegunungan, berfokus pada kegiatan pertanian, sementara di wilayah pesisir yang diawasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), penanaman mangrove menjadi fokus utama.
Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Pelaksana, dan Kepala Dusun sekaligus Pengelola Ekowisata Cuku Nyinyi, Prianto. Dilanjutkan dengan pemberian materi yang dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama mencakup topik ekowisata dan mangrove oleh Irfan Tri Mursi, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan sesi kedua mengenai pariwisata dari Workshop Lingkungan Nusa Dana, Radep Riyantoro. Setelah itu, para peserta kegiatan melanjutkan dengan praktik penanaman bibit mangrove.
Prianto mengatakan masyarakat desa ini dikenal dengan kegiatan pembibitan mangrove yang mereka lakukan. “Di desa ini masyarakatnya terkenal dengan pembibit mangrove terutama di lingkungan dusun satu terkhusus di RT 05, selain pembibitan secara mandiri ada yang kelompok, kita punya Kelompok Tani Hutan (KTH) mangrove yang namanya Bina Jaya Lestari,” tutur Prianto.
Aprian Pratama, Presiden Mahasiswa (Presma) Polinela menyampaikan bahwa kampanye ini sebagai bentuk kesadaran mahasiswa akan pentingnya lingkungan. “Ini sebagai bentuk kita peduli terhadap lingkungan, lalu berkolaborasi dengan 3 kampus ini yang menjadi hal yang luar biasa dan hebat karena kita bisa 3 kampus dalam 1 kegiatan,” ujarnya.
Muhammad Rafli, Ketua Pelaksana dari Itera menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Masih berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka dari itu kami mengadakan kegiatan ini sebagai wujud bentuk pengabdian kita kepada masyarakat,” katanya.
Selama pelaksanaan kegiatan terdapat beberapa kendala yang dirasakan, salah satunya keterlambatan kendaraan menuju desa tersebut. “Walaupun memiliki banyak kekurangan seperti keterlambatan bus, acara ini bisa berjalan dengan lancar karena pada hari ini ombak dan pasang surut air lautnya masih bersahabat. Seperti survey kita sebelumnya, biasanya jam 3 pasang, tapi Alhamdullillah hari ini kita dapat di waktu saat air lautnya surut,” tuturnya.
Aprian berharap agar kegiatan di masa depan dapat menghasilkan dampak inovatif yang baru. “Untuk kepengurusan selanjutnya dari acara ini bisa kita menimbulkan sebuah inovasi baru, menimbulkan hal yang baru, dan menimbulkan hal-hal yang besar,” tutupnya. (*)
Penulis : Azizul Latif, Riana Nida Sandiva
Penyunting : Galih