Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Politeknik Pencinta Alam Lampung (Poltapala) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mengadakan Diskusi Publik, Sabtu, 09 September 2023, di Gedung Serba Guna (GSG) Polinela. Kegiatan yang bertemakan “Suara Generasi Muda Dalam Menghadapi Krisis Iklim dan Kebijakan yang Tidak Berpihak Kepada Lingkungan” ini diadakan sebagai bentuk meningkatkan literasi terkait Global Warming serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
Acara ini diikuti oleh Mahasiswa Polinela, Delegasi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dalam dan luar kampus, serta Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Polinela. Dengan tiga pemateri, yakni Merylia dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA, Derri Nugraha dari Konsentris.id, dan Refi Meidiantama dari Staf Advokasi dan Kampanye Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Lampung.
Hasil yang diharapkan dari diskusi ini adalah penerbitan rekomendasi bersama dari peserta yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan di Indonesia saat ini. Dengan melibatkan pemikiran generasi muda, diharapkan akan muncul solusi inovatif untuk mengatasi tantangan lingkungan yang ada. Melalui peningkatan literasi, empati, dan kolaborasi, mereka berharap dapat menjadi kekuatan yang mendorong perubahan positif dalam perlindungan lingkungan dan menghadapi perubahan iklim yang semakin mendesak
Dede Hidayat, Ketua Pelaksana (Ketuplak) menjelaskan bahwa acara ini merupakan acara tahunan yang rutin diselenggarakan oleh Divisi Lingkungan Hidup. “Acara seperti ini rutin dilakukan oleh Divisi Lingkungan Hidup Poltapala, satu sampai dua kali dalam setahun,” ucapnya.
Janriswan Rieldi Saragih, perwakilan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Polinela memberikan tanggapannya bahwa diskusi publik tersebut bermanfaat bagi peserta. “Cukup positif lah ya untuk kita sebagai generasi muda yang di mana kita di sini bisa memahami mengenai krisis iklim serta kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada lingkungan,” ungkapnya
Agung Adi Candra, Wakil Direktur (Wadir) III Polinela, mengungkapkan bahwa diskusi ini menghadapi tantangan terkait partisipasi, meskipun acara ini diselenggarakan setiap tahun, perlu meningkatkan partisipasi peserta. “Acara tersebut kendalanya adalah partisipasi, secara umum partisipasi ini perlu dikejar ulang karena mungkin teman-teman yang lain belum merasakan ini sebagai sebuah isu yang harus ditanggapi bersama-sama karena kita hidup di bumi yang sama,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa perubahan iklim dan masalah lingkungan dapat berdampak besar pada sektor-sektor vital seperti pertanian. Sebagai contoh, pola tanaman dan pertanian di Indonesia telah dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang sulit diprediksi. Hal ini menjadi peringatan bahwa masalah lingkungan memiliki dampak luas pada ekonomi dan kehidupan sehari-hari.
Agung berharap acara ini akan menjadi pertimbangan atau pemikiran bersama bagi Polinela, khususnya yang bergerak dalam bidang pertanian. “Harapan saya, ini menjadi satu pertimbangan atau menjadi pemikiran bersama-sama khususnya Polinela yang memiliki bidang pertanian, karena mau tidak mau yang terjadi di lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan di dunia pertanian kita,” harap Agung.
Dede juga menyatakan harapannya bahwa melalui acara ini, mahasiswa dapat menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. “Harapannya setelah mengikuti acara ini peserta dapat terbuka mata hatinya, lebih peduli terhadap lingkungan dan aktivitas dalam kegiatan-kegiatan lingkungan,” tutupnya. (*)
Penulis : Anggi Novita Sari, Sofyan Nur Zailan
Penyunting : Nabila