Hampir genap setahun berdirinya Gedung Kuliah Bersama (GKB) di Kampus Politeknik Negeri Lampung (Polinela), gedung yang berdiri dengan 32 ruang ini telah digunakan untuk pemenuhan ruang belajar Program Studi (Prodi) yang ada di Polinela. Hasil projek SUKUK PROYEK SBSS Tahun Anggaran 2022 ini telah dirasakan manfaatnya bagi seluruh sivitas akademika Polinela mulai dari ruang hingga pemakaian fasilitas yang ada didalamnya.
Agung Adi Candra, Wakil Direktur III Polinela menuturkan GKB sudah dimanfaatkan secara maksimal dalam masa guarantee dengan tidak menemukan kualifikasi kerusakan terkait gedung tersebut, sehingga dirasa perencanaan pembangunan ini telah sesuai dengan apa yang direncanakan.”Secara umum GKB sudah dapat dimanfaatkan secara maksimal kemudian dalam masa guarantee kita tidak menemukan banyak kerusakan-kerusakan yang sifatnya berarti jadi kualitas kualifikasi gedung ini sesuai dengan perencanaan,” jelasnya.
Telah digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Perkuliahan setahun terakhir ini, keadaan fasilitas yang ada GKB mulai disoroti, menilik fasilitas yang ada di gedung tersebut mulai mengalami penurunan dari fasilitas di ruang kelas hingga toilet mahasiswa tampak tak terawat dan terjaga oleh mahasiswa. Tak hanya itu, terdapat juga kerusakan di beberapa fasilitas-fasilitas lainnya.
Salah satu Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis (Ekbis) menanggapi bahwa diperlukan perbaikan di ruang perkuliahan.”Dari atap plafon mungkin membutuhkan perawatan lebih karena bagian dari safety kalau semisal itu jatuh bisa memakan korban, seperti hujan kemarin bocor dan membanjiri ruangan untung tidak jebol hingga konsleting listrik karena air hujannya keluar dari celah-celah bagian lampu,” jelasnya.
Fasilitas-fasilitas lain juga perlu disoroti dari GKB seperti kursi perkuliahan yang rusak dan penuh coretan dari mahasiswa, toilet yang berada di GKB juga beberapa dikunci dari jumlah yang ada, fasilitas wastafel di toilet yang tidak bisa digunakan, tidak tersedianya gantungan di dalam toilet, daya listrik yang kadang turun, smart tv yang disediakan kadang tak berfungsi, hingga Air Conditioner (AC) pada beberapa ruangan yang terasa.
Menanggapi beberapa fasilitas yang tidak dijaga mahasiswa dengan baik, Mutiara Permata Dewi menyayangkan hal tersebut karena seharusnya sesame pemakai mahasiswa harus saling menjaga.” Seharusnya mahasiswa yang menggunakan kursi tersebut jangan merusak, harus saling menjaga,” ungkapnya.
Agung Adi Candra juga menanggapi bahwa tahun depan Polinela sudah mulai memperbaiki dan hal itu juga merupakan bagian dari dinamika dimana fasilitas yang ada di GKB Itu harus 80% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).”Beberapa peralatan sudah mulai diperbaiki karena mau tidak mau kita juga harus mulai renovasi dan perbaikan. Sebenarnya ini juga bagian dari dinamika karena mungkin pada saat kualifikasi peralatannya atau pengadaanya tersebut perlu di pahami oleh teman-teman mahasiswa pengadaannya ini harus 80% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) murni ini sangat berpengaruh,” jelasnya.
Wadir III Polinela itu berpesan agar fasilitas dapat digunakan sepatuhnya.”Pesan saya gunakan seperlunya, sepatuhnya karena ada aturan disini yang kita buat kalau tidak ada kuliah tidak boleh di dalam kelas. Pertama kita buat kelas itu menjadi smart classroom kami berharap jangan digunakan diluar kapasitasnya, seperti menggunakannya untuk karaoke dan sejenisnya Jadi sama-sama GKB dirawat jika kesadaran mahasiswa belum mencapai maksimal masih suka merusak maka umurnya tidak akan panjang,” pesannya.(*)
Penulis: Rima Oktaviyana, Taufik Ismail
Penyuntinh : Dyanita