Krakatau Festival (K-Fest) merupakan acara tahunan Provinsi Lampung dalam rangka mewujudkan semangat dan kebersamaan dalam memajukan serta menjadikan Provinsi Lampung sebagai destinasi wisata unggulan. Pada tahun ini, K-Fest diadakan di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, Bandar Lampung, selama 5-8 Juli 2024.
Dengan tema “Nemui Nyimah Mask Street Carnaval”, K-Fest mengangkat kearifan lokal yakni tradisi topeng dan juga mengajarkan kemurahan hati terhadap tamu yang merupakan bagian penting dari Masyarakat Lampung.
Acara ini diadakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Lampung yang berkolaborasi dengan Sigerland, Siger Foodies, Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) serta dihadiri oleh berbagai lembaga dan organisasi lainnya. Adapun rangkaian kegiatan K-Fest ini mencakup Festival Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, lomba mewarnai, Pegelaran Lampung Karam, Rekor Muri 1000 Juadah Lampung, Malam Pesona Kemilau Krakatau, Tour Sebesi, dan lain-lain.
Rega, salah satu panitia acara menjelaskan bahwa perbedaan utama acara pada tahun ini dengan sebelumnya terletak pada lokasi kegiatan dan lebih mengangkat konsep topeng. “Perbedaannya dari sisi tempat, sekarang diadakan di Lapangan Kopri dan juga kita lebih ngangkat topengnya kalau secara konsep nemui nyimah tetap kita angkat dari tahun kemarin,” ucapnya.
Budaya topeng di Indonesia jarang sekali diperkenalkan, sementara banyak jenis budaya topeng yang bisa lebih dikenal. Rega pun menuturkan bahwa budaya topeng di Lampung menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya topeng di Lampung yang menjadikannya berbeda dari daerah lain di Indonesia. “Contohnya di Lampung Selatan ada Tupping, di Lampung Barat itu Sekura Betik dan Sekura Kamak, penutup topeng, penutup wajah. Kalau di Lampung Utara itu ada neuburg. Kalau kita di pernikahan, saat ingin melihat pengantin itu kita harus nutup wajah,” jelasnya.
Henky Prasetya, pengunjung pada acara tersebut mengusulkan jenis barang dagangan dan makanan yang ditawarkan untuk diperluas dalam festival. “Sarannya agar di perbanyak lagi dagangan pilihannya,” tuturnya Pengunjung lain, Eka Yuliana, berharap bahwa festival ini akan terus tumbuh dan berkembang. “Festival ini diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang dengan mempertahankan keunikan dan makna budayanya,” harapnya.
Penulis : Wahyu Sani, Zaitun Nur Hannifah
Penyunting : Dina