Lampung, 19 April 2025, Berbagai elemen masyarakat bergabung dalam aksi damai Lampung Bersama Palestina Jilid III yang diselenggarakan oleh Aliansi Lampung Bersama Palestina di Tugu Adipura, Bandar Lampung. Aksi ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat Lampung terhadap rakyat Palestina yang hingga kini masih mengalami penderitaan akibat agresi militer Israel.
Dalam aksi ini, Aliansi Lampung Bersama Palestina menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut:
1. Menolak kebijakan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang berencana mengevakuasi warga Gaza dan mengirimkan relawan medis Indonesia ke Gaza.
2. Mendukung 15 Fatwa Ulama Internasional untuk penghentian kejahatan kemanusiaan di Gaza dan mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk mengambil langkah tegas.
3. Mendesak Pemerintah Indonesia untuk boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan mendukung produk lokal.
4. Mengajak masyarakat untuk menggalang dana kemanusiaan bagi Gaza.
5. Mendorong pengiriman bantuan kemanusiaan di bidang kesehatan dan pembangunan fasilitas di Gaza.
6. Berkomitmen menyebarluaskan informasi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang Palestina.
7. Mendorong Pemerintah Republik Indonesia untuk lebih aktif di forum internasional untuk memperjuangkan keadilan bagi Palestina.
8. Mendesak ICC (International Criminal Court) untuk menuntut pertanggungjawaban para pejabat Israel atas kejahatan genosida di Palestina.
9. Mengimbau lembaga pendidikan dan tokoh masyarakat untuk mengarusutamakan isu Palestina dalam pendidikan dan diskusi publik.
10. Mendukung diplomasi rakyat untuk memperkuat solidaritas internasional terhadap Palestina.
11. Menuntut media nasional untuk memberitakan secara objektif mengenai Palestina dan menolak narasi yang mendukung Israel.
12. Menolak kerja sama dengan negara atau entitas yang mendukung penjajahan Palestina.
13. Aksi ini diharapkan dapat terus memperkuat solidaritas masyarakat Lampung dan mengingatkan dunia bahwa perjuangan untuk kemerdekaan Palestina harus tetap didukung dengan langkah-langkah nyata.
Zaid Aiman, Ketua Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Lampung mengungkapkan bahwa aksi ini bukan hanya sebuah bentuk solidaritas kemanusiaan, melainkan juga wujud dari Ikatan Ukhuwah Islamiyah antara umat muslim di Indonesia dan Palestina. Menurutnya, aksi ini merupakan upaya untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan kemerdekaan Palestina. “Gerakan ini tidak hanya sebagai dukungan kemanusiaan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai umat muslim untuk membela saudara-saudara kami di Palestina. Aksi ini menjadi bagian dari perjuangan untuk kemerdekaan Palestina, meskipun kami hanya bisa memberikan kontribusi dalam bentuk dukungan doa dan aksi,” ujarnya.
Selain itu, aksi ini diisi dengan teater oleh Kemuslimahan dengan menyerukan pentingnya dukungan terhadap Palestina. Zaid menambahkan bahwa FSLDK Lampung berkomitmen untuk terus menggalang donasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait isu Palestina.
Krisna Abrori, Ketua Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al- Banna Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mengungkapkan bahwa keikutsertaan mereka dalam aksi ini didorong oleh panggilan hati dan dakwah. “Palestina adalah negara yang sangat kami dukung, baik dari sisi keimanan maupun kemanusiaan. Aksi ini adalah bentuk kecintaan kami kepada Palestina,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kerja sama antar lembaga dakwah kampus di Lampung menjadi bagian penting dari konsolidasi untuk menyuarakan kepedulian terhadap Palestina.
Eni Mestiara, salah satu peserta aksi, menuturkan bahwa keikutsertaannya dilandasi kesadaran akan pentingnya Palestina dalam sejarah Islam. “Palestina adalah tanah penuh berkah, tempat lahirnya banyak nabi. Selain itu, Palestina juga merupakan bagian dari janji dalam Al-Qur’an yang menjadi tanda kemenangan Islam di masa depan,” tuturnya.
Meskipun aksi tersebut tidak akan memberikan dampak langsung terhadap situasi di Palestina, ia berharap bahwa solidaritas yang ditunjukkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk melalui tindakan kecil seperti boikot terhadap produk-produk yang mendukung Israel, akan memberikan dampak jangka panjang. “Boikot adalah salah satu cara kita untuk menolak penjajahan dan mendukung kemerdekaan Palestina,” tutupnya. (*)
Penulis : Natasya Rohimah, Vina rahmadani
Penyunting : Heidy