Bedah Film serta Campaign FJPI Angkat Kepedulian Terhadap Perempuan

Sesi Diskusi Bedah Film oleh FJPI di Maha Rindu Kopi, Sabtu, 11 Maret 2023 | Perssukma.id/Jevi Andriansyah

Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Menggelar serangkaian kegiatan peringatan International Women’s Day 2023 berupa menonton film, diskusi sekaligus campaign bersama sebagai wujud kepedulian terhadap Perempuan, Sabtu, 11 Maret 2023 di Maha rindu Kopi, Universitas Lampung.

Diskusi membedah isi film She Said bersama narasumber Ana Yunita Pratiwi Direktur Eksekutif Damar Lampung, Nada Bonang Nakhasyifa dari klub nonton, Kiki Novilia dari divisi gender Aji Bandar Lampung dan editor Tribun Lampung serta ketua FJPI Lampung, Vina Oktaviana.

Bacaan Lainnya

Diskusi dimulai dengan pembahasan film She Said yang menceritakan tentang bagaimana perjuangan seorang jurnalis perempuan dengan dibantu dukungan dari tim redaksi untuk mengungkap kasus kekerasan seksual yang pelakunya merupakan seorang produser film yang memiliki dampak besar, dari reportase itu yang awalnya mereka hanya mengungkap belasan korban ternyata terungkap lebih banyak.

Rangkaian dari peringatan dilanjutkan dengan kampanye sosial mendukung aksi peduli kekerasan seksual melalui aplikasi Start Up Campaign.com. “Kita mengadakan acara menonton dan diskusi dalam satu rangkaian dari peringatan internasional tahun 2023, selain itu terdapat juga aksi kampanye sosial itu lewat sebuah aplikasi Start Up Campaign.com nanti misalnya kamu bisa ikut mendukung aksi kami untuk peduli korban kekerasan seksual di mana nanti dengan melakukan 4 langkah aksi sesuai intruksi yang ada di sana nanti aksi kamu akan dikonversi sebagai uang donasi, secara sederhana sih kamu bisa membantu korban kekerasan seksual tanpa uang tapi dengan melakukan aksi tersebut,” ucap Vina.

Penjelasan lebih lanjut mengenai kekerasan seksual yang tidak hanya terjadi pada anak-anak sekolah, tetapi semua lingkungan. Sehingga penting bukan dari kalangan jurnalis atau aktivis, tetapi dari semua kalangan bersama-sama melawan kekerasan seksual.

Dengan banyaknya kasus pelecehan seksual yang terjadi khususnya di Indonesia, Vina mengungkapkan harapannya agar korban terus mendapatkan dorongan pendampingan. “Harapannya untuk para korban tentu mendorong supaya pemerintah melakukan pendampingan yang lebih serius lagi, tapi kami sebagai jurnalis perempuan membentuk kepedulian tadi seperti menyentuh para korban dengan melakukan pendampingan,” tutupnya.

Keluarnya film She Said ini dinilai kontroversial, karena di dalam film tersebut mengungkap sebuah kasus pelecehan seksual yang sudah terjadi, terstruktur, dan tersistem serta pelindungan terhadap pelakunya selama puluhan tahun, pelaku tersebut sudah aktif di perfilman sejak tahun 80-an. Selain itu film ini juga menginformasikan dengan sangat baik bagaimana seorang jurnalis melakukan investigasi Jurnalis, dengan mempertimbangkan perasaan para korban dan tetap menjaga kode etik jurnalis sehingga mereka tetap harus membuat berita seobjektif mungkin.

Diluar pembahasan film banyak sekali pernyataan mengenai perempuan yang tidak bisa melakukan hal-hal yang lebih. “Aku mesti bilang bahwa setiap daerah tidak terpapar informasi yang sama mungkin, ketika aku di Jakarta aku melihat orang-orang sepertinya udah tidak relevan tapi mungkin teman-teman yang ada di daerah atau pedesaan masih relevan hal tersebut, jadi harus kita coba telaah lagi. Menyebarkan informasi mengenai bahwa perempuan itu bisa melakukan sesuatu yang lebih, sebetulnya sekarang sudah sangat enak ya kita bisa lewat media digital tapi untuk menumbuhkan perasaan diri perempuan yang untuk meyakini bahwa mereka berdaya itu yang sulit,” tambah Nada.(*)

Penulis : Rima Oktaviyana, Jevi Adriansyah

Penyunting : Galih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

68 − 66 =