Wadah Aspirasi Mahasiswa Melalui Border Rakyat

Suasana Border Rakyat yang dilaksanakan di Wall Climbing Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Kamis, 21 Juli 2022 | Perssukma.id/Andri Febriyadi Putra

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Kamis, 21 Juli 2022 pukul 15.00 WIB telah mengadakan Border Rakyat yang dilaksanakan di Wall Climbing Polinela, diskusi ini diikuti oleh BEM KBM Polinela, Komisi IV Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM), Gubernur dari setiap jurusan, dan beberapa Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

Border Rakyat merupakan suatu diskusi lembaga yang tidak termasuk dalam KBM, hal ini ditujukan agar para mahasiswa yang ada di setiap program studi (prodi), Himpunan Mahasiswa (Hima), dan Gubernur setiap jurusan dapat menyalurkan aspirasinya, sehingga dapat membahas dan membantu suatu kendala yang terjadi di mahasiswa, serta mendapatkan informasi-informasi yang terjadi di Polinela.

Bacaan Lainnya

Menurut Adil Dharma Wibowo, Presiden Mahasiswa (Presma) Polinela, implementasi hasil dari diskusi ini belum tahu nantinya akan bagaimana, karena masih membahas tentang permasalahan yang terjadi. “Kita belum menuju hasil diskusi ini nantinya akan di bawa kemana, entah kita bakalan audiensi atau melakukan mimbar bebas, karena kita baru sampai pada titik permasalahannya belum sampai kepada hasil diskusi. Mungkin hasil dari ini akan kita diskusikan lagi,” ujarnya.

Hasil dari diskusi ini, yaitu mengetahui titik permasalahan yang terjadi pada mahasiswa, permasalahan ini akan ditindaklanjuti dengan melakukan diskusi kembali untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang terjadi. Presma menjelaskan ada beberapa kendala yang terjadi pada diskusi tersebut, yaitu tidak hadirnya semua prodi. “Kendalanya sampai saat ini hanya satu, yaitu banyak prodi yang ada di Polinela tidak hadir dalam Border Rakyat ini,” katanya. Tetapi untuk antusias KBM pada kegiatan ini lebih meningkat dari pada diskusi sebelumnya.

Renaldi Saputra, salah satu perwakilan dari Prodi Teknik Pembenihan memberi tanggapan mengenai diskusi tersebut, ia juga menjelaskan keluhan apa saja yang dialami oleh para mahasiswa dari prodi tersebut. “Diskusi ini harus tetap terlaksana, karena diskusi banyak melibatkan masalah yang terjadi pada mahasiswa, dan Surat Peringatan (SPT) yang tanpa teguran. Keluhan sendiri, banyaknya kawan-kawan yg tercantum pada SPT 2, karena belum membayar ang Kuliah Tunggal (UKT), banyak mahasiswa yang kena kompen,” tuturnya. Ia berharap, kegiatan ini dapat membantu dan berkelanjutan ke depannya. “Harapannya Border Rakyat ini dapat membantu untuk menjadi wadah penampungan aspirasi mahasiswa, dan diskusi ini dapat terlaksana dan berlanjut ke depannya,” tutup Renaldi.(*)

Penulis : Andri Febriyadi Putra, Risya Syafitrah
Penyunting : Shindy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− 5 = 1