Pemilihan Umum Raya (Pemira) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) 2023 kembali dilakukan secara offline, setelah tahun sebelumnya dilakukan secara online melalui website Jejaring Akademik (Jaraka) Polinela. Pemira merupakan tempat bagi Sivitas Akademika Polinela dalam melaksanakan pesta demokrasi untuk memilih pemimpin lembaga kampus. Pemilihan Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) untuk tingkat jurusan serta Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa (Cawapresma) untuk tingkat kampus. Kegiatan ini dimulai dari pembukaan, verifikasi berkas, penetapan nomor urut per kandidat, kampanye, dan pemilihan umum. Pemira dilakukan selama dua hari, terhitung sejak 18 Desember pemilihan Cagub dan Cawagub, serta pemilihan Capresma dan Cawapresma pada 19 Desember 2023.
Agus Sobirin, Ketua Panitia Khusus (Pansus) 2023 mengatakan Pemira tahun 2022 diselenggarakan secara online dirasa tidak menerapkan asas demokrasi, inilah alasan tahun 2023 Pemira dibuat offline agar demokrasi di Polinela berjalan lagi. “Tahun sebelumnya, seperti contoh tahun 2022 dilakukan secara online, saat itu kita tidak menerapkan asas demokrasi, makanya sekarang kita adakan secara offline supaya Pemira tahun ini lebih meriah, agar demokrasi di Polinela ini berjalan lagi,” ucapnya.
Agung Adi Chandra, Wakil Direktur (Wadir) III memberi tanggapan terkait efektifitas Pemira online dan offline yang dinilai kondisional, karena tingkat partisipasi mahasiswa Polinela itu cenderung rendah. “Kalau saya melihatnya kondisional, karena tingkat partisipasi mahasiswa Polinela cenderung rendah seperti tahun kemarin sifatnya masih 50% karena Covid-19. Maka tahun kemarin kita arahkan secara online. Dengan online tidak membutuhkan partisipasi langsung mahasiswa yang mengganggu perkuliahan, sehingga akun yang digunakan adalah akun yang dimiliki oleh semua mahasiswa aktif jaraka. Mereka bisa memilih pada durasi yang ditentukan, dan partisipasi bisa meningkat karena hanya membutuhkan kurang lebih 1 sampai 2 menit untuk memilih. Jika pemilihannya secara offline, maka Pansus harus menyediakan tempat dan waktu yang durasinya satu hari. Otomatis para peserta akan antri untuk melakukan pemilihan, dan akan mempengaruhi partisipasi yang rendah, ” ungkapnya.
Fajar Alfarizy, Tim Pansus Fraksi Ekonomi dan Bisnis (Ekbis) menuturkan konsep Pemira tahun ini sudah dipersiapkan sejak tanggal 20 November dan persiapannya sudah 50%. “Konsep Pemira ini sudah dipersiapkan sejak tanggal 20 November dan persiapan nya sudah 50%. Sekarang sudah masuk tahap kampanya bagi Cagub dan Cawagub sedangkan masa kampanye Capresma dan Cawapresma sudah di tutup sejak tanggal 4 sampai tanggal 7 Desember kemarin,” tuturnya.
Pansus membebaskan kandidat untuk berkampanye dari depan gerbang kampus sampai Gedung Kuliah Bersama (GKB) dengan persyaratan regulasi yang telah dibuat dengan menimbang estetika keamanan dan kebersihan dari Pemira, agar tidak mengganggu fasilitas umum. Pansus juga telah melakukan 2 agenda besar yaitu debat bagi Cagub dan Cawagub setiap fraksi pada tanggal 12 Desember dan untuk Capresma dan Cawapresma pada tanggal 13 Desember.
Agus juga berharap agar Pemira tahun ini menjadi tonggak untuk mengembalikan generasi online ke generasi offline. “Kami berharap bisa menjadi tonggak, yang mana tahun 2023 sudah menjadi batu loncatan untuk mengembalikan generasi online ke generasi offline, tahun ini semua mahasiswa aktif Polinela dari semester satu sampai delapan adalah mahasiswa yang full offline. Artinya harus bisa menemukan pemimpin yang dapat memfasasilitasi semua,” tutupnya.(*)
Penulis : Nabila Agustina, Tiara Octavia Pardede
Penyunting: Juwita