Jumat 7 Juli 2023 telah resmi dibuka acara Krakatau Festival (K-Fest) ke-32 di Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandar Lampung yang berlangsung pada 7 hingga 8 Juli 2023 dengan tema “Lampung Mask Culture Karnival.” Kegiatan ini merupakan rebranding Krakatau Festival yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Lampung yang berkolaborasi dengan Bascktager Indonesia dan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI).
Adapun isi dari kegiatan ini adalah bazar kuliner, rekor muri engkak ketan, lomba mewarnai dan pentas seni anak-anak, serta karnaval budaya topeng yang diikuti oleh 2500-3000 orang, dan pada malam harinya dilanjutkan dengan kegiatan sparkling night.
Dalam keterlibatannya, APJI ikut ambil bagian dalam persiapan engkak kentan dalam acara tersebut. “Untuk peran APJI sendiri ini adalah sebagai panitia engkak,” ungkap Tara, anggota Dewan Pimpinan Cabang (DPC) APJI Bandar Lampung.
K-Fest terbuka secara gratis untuk umum, acara ini ramai dikunjungi oleh berbagai masyarakat dari dalam maupun luar Bandar Lampung. Norega Atlas, Sekertaris Daerah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Backstager Indonesia menuturkan kegiatan dipersiapkan selama 3 bulan. “Krakatau Festival ini sudah disiapkan dari 2 sampai 3 bulan sebelumnya, dimulai dari persiapan konsep sampai kematangan tim, sudah dipastikan kegiatan ini memiliki beberapa kendala. Namun, pemerintah provinsi berkolaborasi ke beberapa asosiasi termasuk Backstager Indonesia dan untuk kendala sebisa mungkin kita minimalisir,” katanya.
Insiyah, peserta Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menanggapi bahwa acara ini berdampak positif untuk jalannya usaha. “Antusias masyarakat dari 15 Kabupaten Kota Lampung ini sangat baik, kita kan ikut engkak ketan jadi branding merk dagang sendiri,” ungkapnya.
Norega pun berharap bahwa acara ini ke depannya dapat melaju ke tahap internasional. “Kita punya goal, dan pada tahun ini kita mengangkat tema Mask Land yang berarti topeng, karena kita punya budaya topeng di Lampung Barat, di Lampung Selatan ada tupping dan di Pepadun kita ada budaya menutup wajah,” tutupnya.(*)
Penulis : Azizul Latif, Riana Nida Sandiva
Penyunting : Asti Ananta