Pasca banjir tahun lalu, sejumlah alat praktikum di Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mengalami kerusakan, terutama di Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan (TEPA) dan Pengolahan Patiseri. Laboratorium (Lab) dari kedua prodi tersebut berada di titik terjadinya banjir. Sehingga, banyak alat praktikum mengalami kerusakan berat dan tidak dapat digunakan lagi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Dosen Prodi Pengolahan Patiseri, Tinda Yufita menyatakan bahwa banjir tersebut terjadi setelah Ujian Akhir Semester (UAS). Seluruh peralatan rusak total, sehingga beberapa praktikum tidak memungkinkan dilakukan di Lab. “Pada saat kerusakan terjadi, beberapa praktikum yang tidak memungkinkan dilakukan di Lab dialihkan ke rumah Bapak Kepala Prodi (Kaprodi). Mahasiswa saat itu memaksimalkan peralatan yang ada, misalnya adonan yang seharusnya diproduksi menggunakan oven dialihkan menjadi digoreng atau dikukus,” jelasnya.
Mutiara Permata Dewi, Mahasiswa Prodi Pengolahan Patiseri menyampaikan tanggapannya terkait pengadaan alat praktikum baru pasca banjir. “Saya merasa senang karena kini memiliki peralatan Lab baru yang canggih karena peralatan ini dapat meningkatkan kualitas penelitian dan proses pengujian menjadi lebih cepat,” ucapnya.
Tinda juga menambahkan, bahwa sejumlah peralatan yang rusak dan tidak dapat digunakan seperti oven, showcase, dan alat lainnya telah diganti. Pada akhir Desember 2024, alat praktikum baru tersebut diberikan, bahkan prodi tersebut mendapatkan tambahan alat baru yang sebelumnya tidak tersedia di Lab. “Seluruh peralatan yang rusak telah diganti oleh pihak Polinela. Kemarin, kami mendapatkan alat baru seperti oven, coffee maker, mesin pemotong roti, mesin press, dan mesin sablon untuk pengemasan produk,” tambahnya.
Di Lab Prodi TEPA, kerusakan terjadi pada sejumlah alat praktikum analisis dan alat produksi seperti distillation, shaking water bath, dan destruction (alat analisis kadar lemak). Sebagian besar alat yang rusak juga telah diganti, terutama di beberapa ruangan Lab Teknologi Hasil Pertanian (THP) yang mencakup ruangan analisis sifat fisik dan kimia, analisis mikrobiologi, rekayasa proses pangan, serta uji sensoris.
Chandra Utami Wirawati, Kepala Lab THP menyampaikan bahwa sebagian alat yang terdampak banjir telah diganti dan diinstalasi, meskipun belum digunakan. “Sebagian alat praktikum baru, sudah diinstalasi, namun penggunaannya belum dilakukan karena kegiatan pembelajaran semester ini telah selesai,” ujarnya.
Chandra berharap mahasiswa dapat mematuhi peraturan Lab dan Standard Operating Procedure (SOP). “Saya berharap mahasiswa dapat mematuhi peraturan Lab dan SOP yang ada, sehingga alat praktikum dapat digunakan mahasiswa secara berkelanjutan. Karena, mahasiswa telah diajarkan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Good Laboratory Practice, dan tata cara praktik di Lab sesuai dengan SOP. Namun, tidak semua mahasiswa memiliki kepedulian terhadap hal tersebut,” tutupnya.
Penyunting : Novia
Penulis : Devi Damayanti, Fauzan