Laboratorium Polifeed yang ada di Perikanan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) merupakan ruangan praktik yang biasa digunakan oleh Mahasiswa Jurusan Peternakan khususnya Program Studi (Prodi) Teknologi Pembenihan Ikan (TPI) dan Budidaya Perikanan (BDP). Saat ini, terdapat kendala berupa keluhan beberapa fasilitas penunjang praktik seperti kursi, seperangkat peralatan pembuat pakan, baik pakan terapung yaitu extruder dan pakan tenggelam, alat penepung, pengayak, pencetak, dan pengering.
Fasilitas yang tersedia merupakan bentuk kerja sama dari pemerintah pusat dengan Polinela. Fasilitas ini tidak hanya digunakan oleh Mahasiswa Perikanan saja, melainkan juga melayani kunjungan dari universitas lain dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta melayani jasa pembuatan pakan.
Rakhmawati, Kepala Jurusan (Kajur) Peternakan sekaligus Kepala Polifeed mengatakan ada beberapa alat yang rusak dikarenakan penggunaan nya secara terus-menerus. “Untuk kondisi saat ini ada beberapa alat yang rusak salah satunya extruder untuk pembuatan pakan terapung. Kerusakan tersebut diakibatkan penggunaan dengan skala terus-menerus sehingga dapat mengakibatkan kerusakan,” jelasnya.
Muhammad Ikhwanudin, Mahasiswa TPI menanggapi alat produksi pakan buatan yang kurang dirawat hingga rusak atau jarang digunakan. “Yang saya amati alat tersebut tidak dirawat dengan baik sehingga banyak sisi alat yang sudah karatan, kotor bahkan terdapat sarang laba-laba. Bahwasanya alat tersebut memang akan digunakan, ketika memang produksi pakannya dalam skala yang besar. Namun, melihat dengan keadaan sekarang hal tersebut kurang dirawat mungkin karena rusak atau memang sengaja tidak dipakai dan tidak dirawat sedikit pun,” ujarnya.
Azi Bersa, Mahasiswa BDP berpendapat mahasiswa membutuhkan kompetensi tentang penggunaan alat pembuatan pakan. ”Menurut saya sangat disayangkan kalau alat alat yang ada di Polifeed tidak terpakai atau tidak digunakan pada saat praktikum dengan alasan sedang rusak, sedangkan mahasiswa sangat membutuhkan kompetensi tentang penggunaan alat-alat pembuatan pakan,” tuturnya.
Ikhwanudin berharap agar pengelola yang bertanggung jawab lebih memperhatikan keadaan Polifeed. “Harapan saya untuk ke depannya khususnya untuk Laboratorium Polifeed agar pengelola yang bertanggung jawab lebih memperhatikan sisi-sisi dari bangunan, baik itu dari dinding yang sudah tidak layak di gunakan, banyak sisi dinding yang hanya menggunakan kawat sehingga udara bisa masuk ke dalam, juga tentang kebersihan alat-alat yang ada di situ banyak yang berdebu seperti tampak bisa dibilang seperti gudang, dari penataannya yang berantakan juga. Kebersihan di sudut-sudut ruangan sangat buruk sehingga harapan saya untuk pengelola khususnya di Polifeed agar membersihkan dan merawat alat-alat yang ada di situ agar praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan baik,” harapnya.
Azi juga berharap pihak akademik memberikan aliran dana supaya alat bisa diperbaiki dan segera beroperasi. “Harapan ke depannya agar pihak akademik Polinela dapat memberikan aliran dana supaya alat yang sudah ada bisa diperbaiki dan dapat dioperasikan lagi dalam kebutuhan praktikum,” tutupnya. (*)
Penulis : Alfito ramanda bakti, Dyanita navisa cahyani
Penyunting : Juwita