Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menyambut Hari Perempuan Nasional atau International Women’s Day (IWD) dengan menggelar aksi solidaritas di Bundaran Hajimena, Selasa, 8 Maret 2022. Aksi ini dikoordinasikan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan, Kajian Strategi serta Aksi dan Propaganda.
Dalam aksi ini diisi dengan orasi, puisi, menyanyi, dan musik oleh beberapa Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Polinela. Tujuan diadakannya aksi ini, guna untuk menyampaikan aspirasi perempuan serta mengecam segala kekerasan di sekitar, dan menyuarakan terhadap apa yang dialami terutama bagi para perempuan. Selain dalam rangka memperingati Hari IWD, aksi solidaritas juga sebagai tanda edukasi kepada masyarakat akan kesetaraan gender, terutama di dalam kampus. Aksi kali ini telah mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Seluruh mahasiswa yang mengikuti Kegiatan IWD diwajibkan mengenakan pakaian hitam dan menggunakan almamater Polinela. Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma), Muhammad Fachri Aulia Harbie mengatakan bahwa, tujuan kegiatan ini sebagai penyampaian aspirasi dari perempuan. “Jadi adapun tujuan kita dalam memperingati Hari Perempuan Sedunia, sebagai penyampaian aspirasi dari teman-teman perempuan kita dari segala bentuk kecaman, tindakan, serta pelecehan seksual yang terjadi,” ucap Harbie.
“Semoga aksi yang bersifat mengedukasi mahasiswa dan masyarakat ini secara keseluruhan dalam angka pelecehan seksual, serta kekerasan lainnya dapat berkurang dan aksi seperti ini juga berlanjut di tahun-tahun selanjutnya, serta dijadikan sebagai agenda rutin,” lanjut Harbie
Menteri Pemberdayaan Perempuan, Nabillah Izzatun Zannah menambahkan bahwa, adanya aksi ini untuk menyadarkan bahwa perempuan itu sama rata dengan laki-laki. “Adanya kita mengadakan aksi ini, untuk menyadarkan bahwa perempuan ini sama ratanya, tidak ada perbedaan dengan laki-laki dan perempuan,” ujar Nabillah.
Kedepannya Menteri Pemberdayaan Perempuan, akan mengadakan pengkajian yang membahas tentang masalah ketidaksetaraan gender maupun pelecehan seksual. Muhammad Fatihah, salah satu mahasiswa perwakilan Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) juga menanggapi, bahwa dengan adanya kegiatan ini memberikan dampak positif. “Adanya aksi menyambut IWD hal yang bagus dan berdampak positif, karena kita bisa mengumpulkan suara agar perempuan-perempuan yang tertindas tidak merasa sendiri. Dan berharap agar semua perempuan yang merasa tertindas, berani menyuarakan hak mereka, agar hal tersebut tidak terulang kembali,” tutur Fatihah.(*)
Penulis: Hanysa Firdiandita, Prasastia Romanda
Penyunting: Almas