Gebyar KSE Mengajar, Edukasi Lingkungan bagi Anak-Anak

Salah satu rangkaian kegiatan KSE Mengajar YAITU eco-printing yang diikuti anak-anak di Busa Pustaka. | Perssukma.id/Dok KSE Polinela

Minggu, 1 Juni 2025, Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menyelenggarakan kegiatan Gebyar KSE Mengajar 2025 di Busa Pustaka, Kemiling, Bandar Lampung. Kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan KSE yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia.

Dalam kegiatan tersebut, para peserta diperkenalkan dengan teknik eco-printing, yaitu metode pemanfaatan limbah daun untuk menciptakan karya seni yang ramah lingkungan. Busa Pustaka merupakan komunitas gerakan literasi dan pendidikan yang didirikan oleh Adi Sarwono di Bandar Lampung. Inisiatif ini awalnya bertujuan memenuhi kebutuhan akses bacaan bagi anak-anak, kemudian berkembang mencakup pendampingan, pendidikan, serta aspek kesehatan bagi anak-anak.

Bacaan Lainnya

Hasbi Ashshidiqi, Ketua Pelaksana (Ketuplak) menyampaikan bahwa pemilihan lokasi kegiatan didasari oleh antusiasme anak-anak dan kesesuaian lingkungan sekitar dengan tema kegiatan. “Kegiatan ini merupakan bagian dari program serentak Yayasan KSE yang bertujuan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Kami memilih tempat ini karena anak- anaknya antusias dan lingkungannya sesuai untuk memperkenalkan isu-isu lingkungan,” ujarnya.

Hasbi menjelaskan bahwa tema kegiatan ini dipilih karena masih rendahnya kesadaran anak-anak terhadap lingkungan. “Kepedulian anak-anak terhadap lingkungan masih perlu ditingkatkan. Masih banyak yang membuang sampah sembarangan dan belum memahami pentingnya memilah sampah. Melalui kegiatan ini, kami memberikan edukasi mengenai jenis sampah, seperti organik, anorganik, serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),” tambahnya.

Duwi Febri, Wakil Ketua Umum KSE Polinela mengungkapkan bahwa kegiatan ini mencerminkan nilai-nilai sosial yang menjadi bagian penting dari KSE. “Kami sebagai penerima beasiswa KSE memang diarahkan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama di bidang sosial dan lingkungan. Sebelumnya kami juga pernah membuat eco-brick di Sekolah Dasar (SD), yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Adi Sarwono berharap kegiatan ini dapat mengajarkan anak-anak pentingnya menjaga ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia dalam lingkungan yang lebih baik. “Harapannya, anak-anak semakin memahami bagaimana lingkungan seharusnya dijaga, sehingga tercipta kehidupan yang lebih baik,” harapnya.

Adi juga berpesan kepada generasi muda agar senantiasa peduli terhadap anak-anak yang sedang bertumbuh serta terus menanamkan nilai-nilai kebaikan. “Kepada generasi muda saat ini, semoga semakin peduli terhadap adik-adiknya, serta aktif dalam kegiatan pendampingan yang positif,” tutupnya. (*)

Penulis :Devi Damayanti, Natasya Rohimah

Penyunting : Sani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Captcha loading...

− 1 = 1