28 Mei 2025, Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menyelenggarakan program inspiratif Kuliah Umum Bisnis Pangan. Kegiatan ini mengusung tema “Mendorong Kedaulatan Pangan melalui Kewirausahaan Nasional” yang membahas kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan pelaku industri dalam membuka jalan bagi wirausaha muda untuk membangun negeri melalui sektor pangan. Acara ini diselenggarakan di Gedung Serba Guna (GSG) dan dimulai pukul 09.00 WIB.
Kegiatan ini dirangkaikan dengan peluncuran program Ayo Bisnis Pangan (ABP), yaitu usaha di bidang pangan yang bertujuan menciptakan nilai ekonomi serta mendukung ketahanan pangan. Melalui program ini, pengembangan usaha dilakukan secara terpadu melalui pelatihan, pendampingan, akses pembiayaan, promosi produk, keterlibatan komunitas, dan komunikasi publik.
Dalam menyikapi mencapai tugas dari presiden Swasembada Pangan, kegiatan ini diharapkan dapat menyelaraskan dan menyinergikan pencapaian ketahanan pangan dengan mendukung stabilitas di sektor pangan. Swasembada Pangan merupakan program pemerintah tahun 2025 yang bertujuan agar negara mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara mandiri.
Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia (RI), Zulkifli Hasan, Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Widiatuti, serta Handito Joewono, Koordinator dari program abp. Selain itu, hadir pula berbagai instansi di Lampung, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun organisasi di bidang lembaga keuangan dan pendidikan di Provinsi Lampung.
Eko Win Kenali, Wakil Direktur (Wadir) IV Polinela mengatakan bahwa alasan Polinela dipilih sebagai lokasi peluncuran program ini adalah sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan kewirausahaan di bidang pangan. “Karena Polinela dinilai memiliki fokus kuat di bidang pertanian dan pangan. Sebagai perguruan tinggi vokasi, Polinela dianggap layak menjadi pusat bimbingan teknis dan pelatihan bagi anak-anak muda dalam mengembangkan bisnis pangan. Polinela akan menjadi motor penggerak dan tempat pelaksanaan pelatihan-pelatihan program abp,” jelasnya
Okriz Al-Fajri, Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) menilai bahwa program ini berpotensi mendorong minat mahasiswa untuk mengembangkan bidang pangan. “Menurut saya, program ini berpotensi mendorong minat mahasiswa dan calon pebisnis di bidang pangan. Kita bisa lihat bahwa di Lampung sendiri, sektor pangan sudah cukup berkembang dan masih perlu peningkatan. Contohnya, di Lampung banyak potensi pangan seperti kopi, singkong, dan alpukat bahkan beberapa di antaranya termasuk yang terbaik,” ujarnya.
Bima Muammar Tammam, Mahasiswa dari Jurusan Perkebunan Polinela mengungkapkan bahwa perkembangan bidang pangan di Indonesia cukup signifikan, namun masih menghadapi tantangan dan kesenjangan. “Kalau saya lihat, perkembangan bidang pangan di Indonesia cukup signifikan. Apalagi pangan menjadi satu fokus utama Presiden, namun masih ada banyak tantangan seperti kelangkaan dan kesenjangan di bidang pangan yang belum sepenuhnya terselesaikan. Dari situ, kita bisa belajar dan mulai berpikir, apa sih yang harus kita lakukan sebagai generasi muda untuk berkontribusi di sektor ini,” ungkapnya.
Eko berharap dengan adanya program ini, dapat menjadi momen penting untuk membuka wawasan mengenai bisnis pangan. “Kami berharap program ini menjadi momen penting untuk membuka wawasan seluas-luasnya mengenai bisnis pangan. Terutama bagi mahasiswa dari jurusan budi daya tanaman pangan, teknologi pertanian, perkebunan, dan peternakan. Seperti yang disampaikan oleh Pak Menteri, menjadi wirausahawan itu bukan hal yang salah justru perlu didorong,” tutupnya. (*)
Penulis: Novia Faradiba, Eka Nursani
Penyunting: Refiah