Dua Program Studi (Prodi) yang mulanya bernaung dalam satu Himpunan Mahasiswa (HIMA) yaitu Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKUN) memutuskan untuk berpisah. Kedua prodi tersebut ialah Akuntansi Perpajakan (AKTP) dan Akuntansi Bisnis Digital (AKBD), pemisahan ini terjadi karena adanya ketidaknyamanan antara kedua belah pihak.
Kedua prodi tersebut mengajukan surat permohonan pemisahan HIMA sebagai hasil perundingan masing-masing prodi angkatan 21, 22, dan 23, kepada Kepala Jurusan (Kajur) Ekonomi dan Bisnis (Ekbis) yang akhirnya mendapatkan persetujuan pada 30 Januari 2024. Namun, resmi berpisah pada 6 Februari 2024, saat pelaksanaan kegiatan laporan pertanggungjawaban HIMAKUN.
Renjani Fitria Dewi, Ketua Himpunan (Kahim) HIMAKUN mengatakan sudah melakukan komunikasi secara menyeluruh untuk memastikan pemahaman dan dukungan terhadap pemisahan HIMA. “Komunikasi dilakukan dari angkatan 21, 22, dan 23 dengan alasan angkatan ini yang masih aktif di dalam kampus sehingga lebih mudah untuk melakukan komunikasi secara langsung,” ujarnya.
Pemisahan HIMAKUN sudah direncanakan sejak lama, tetapi baru terealisasi pada tahun 2024. Kedua prodi yang memiliki mahasiswa aktif lebih dari 500 mahasiswa ini, dirasa sudah tidak bisa dinaungi 1 HIMA dengan 2 kepala yaitu Koordinator Prodi AKBD dan Koordinator Prodi AKTP, oleh sebabnya kedua belah pihak memutuskan untuk berpisah.
Aby Himawan Prasetyo, Ketua Angkatan Prodi AKTP 2022 mengatakan keputusan ini telah dilakukan musyawarah oleh mahasiswa yang berkaitan. “Sudah dilakukan musyawarah untuk membahas pisah HIMA, namun yang datang untuk mengikuti hanya sebagian dari mahasiswa yang terlibat, jadi untuk yang tidak datang suaranya dianggap mengikuti segala keputusan yang terjadi sewaktu musyawarah,” jelasnya.
HIMAKUN akan beralih menjadi HIMA milik AKBD, sementara AKTP akan membentuk HIMA baru. Peralihan ini terjadi karena HIMAKUN didirikan pada saat hanya ada Prodi AKBD, sedangkan Prodi AKTP belum lahir. Meskipun begitu, proses pembentukan HIMA baru AKTP akan tetap dibersamai dengan HIMAKUN.
Rizky Dharmawan, Mahasiswa Prodi AKBD sangat setuju dengan adanya pemisahan ini dikarenakan kedua prodi sudah tidak sejalan. “Tentu pemisahan ini sangat harus dilakukan dan memang di dalam suatu organisasi sangat sulit kalau ada dua kepala, oleh karena itu dilakukan pemisahan dan jika dipaksakan takutnya akan menimbulkan konflik lainnya,” tuturnya.
Damayanti, Koordinator Prodi AKTP menyetujui pemisahan ini karena jumlah mahasiswa dari kedua prodi tersebut sudah sangat banyak, sehingga akan lebih efisien jika memiliki HIMA sendiri. “Jumlah Mahasiswa Prodi AKBD dan AKTP sudah overload. Karena kalaupun digabung, jika ada kegiatan, tidak akan bisa mengendalikan sekian banyak orang,” ucapnya.
Hal ini juga mendapat saran yang sama dari Koordinator Prodi AKBD, Endang Asliana. “Bu Endang saat itu menyarankan kepada saya untuk pisah HIMA, karena saat pemilihan ketua HIMA suara dari Prodi AKBD kurang banyak dibanding dengan AKTP,” lanjut Damayanti mewakili Koordinator Prodi AKBD yang sedang tidak bisa diwawancarai saat ini.
Rizky berharap Prodi AKBD maupun AKTP dapat menjalankan HIMA nya dengan baik setelah adanya pemisahan ini. “Harapan untuk kedua prodi tentunya bisa menjalani HIMA nya masing-masing dengan baik dan sesuai yang diinginkan,” tutupnya. (*)
Penulis : Kalina Tantri, Naura Hafiizha D.
Penyunting : Novia