Pada malam hari, Sabtu, 24 Februari 2024, sungai Politeknik Negeri Lampung (Polinela) meluap hingga menyebabkan banjir di area Masjid Al Banna hingga gerbang samping Polinela. Hal ini dipicu hujan deras kurang lebih sejak pukul 16.40 WIB, hujan deras ini tak kunjung reda hingga pukul 18.00 WIB.
Tak hanya dipicu hujan deras, kemungkinan banjir ini diakibatkan aliran sungai yang membentang di perbatasan Bandar Lampung dan Lampung Selatan.
Tinggi air semakin malam meluap, mencapai pelataran Masjid Al Banna hingga masuk ke area ibadah. Pemadaman listrik dilakukan oleh Satuan Pengaman (Satpam) karena panel terendam dan beberapa fasilitas mengalami kerusakan hingga ledakan terjadi.
Salah satu mahasiswa yang ada di area Masjid Al Banna mengungkapkan keterkejutannya saat melihat banjir tiba-tiba meluap. “Saya kaget karena baru pertama kali melihat banjir di Polinela, mungkin disebabkan oleh kiriman air dari hulu sungai,” ujarnya.
Beberapa mahasiswa terjebak di lingkungan kampus dan akhirnya dialihkan keluar melalui gerbang belakang Polinela.
Banjir juga memasuki sekretariat Komunitas Hindu Polinela (KMHIPO), Komunitas Pramuka, Duta Kampus, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Olahraga, dan 5 Himpunan Jurusan Mahasiswa (HMJ) yang berada di sebelah sungai, serta beberapa laboratorium, Gedung Nusa Indah, tempat fotokopi, sekretariat UKM Bidang Seni (BS), dan rusaknya saung Agro Edutourism milik Program Studi (Prodi) Pariwisata
Ketut Rika Saputra, anggota KMHIPO turut berusaha menyelamatkan barang berharga namun banyak yang sudah terapung saat banjir masuk ke sekretariat. “Kaget sih lihatnya, banyak barang berharga yang belum sempat diselamatkan. Waktu buka sekretariat, semua barang udah mengapung. Banjir sudah mencapai setengah badan saya di depan sekretariat,” katanya.
Selain Kampus Polinela, hal serupa terjadi di kawasan kos mahasiswa, banjir lebih parah sehingga tim penyelamat harus datang mengevakuasi. Banjir datang bersamaan dengan arus kencang menyebabkan hilang dan rusaknya barang berharga yang diperkirakan kerugiannya sampai puluhan juta rupiah.
Septika Putri, Mahasiswa Polinela yang tinggal di kos Gang Senen, mengungkapkan ketakutannya saat air mencapai mulutnya. “Saya menangis, air sudah sampai se-mulut, saya tidak tahu motor saya terbawa arus atau bagaimana, kamar kos saya sudah tidak terlihat lagi,” ucapnya.
Septika berharap pihak kampus memperhatikan mahasiswa yang terdampak banjir ini. “Teman saya yang sedang skripsi, laptopnya rusak atau hilang karena belum sempat diselamatkan. Seragam saya juga hilang, semoga pihak kampus memahami jika saya tidak menggunakan seragam selama 1-2 minggu,” harapnya.
Terlihat pada pagi hari Minggu, 25 Februari 2024 banjir mulai surut, tetapi meninggalkan sampah di Kampus Polinela serta kerusakan saung Agro Edutourism dan barang milik beberapa organisasi mahasiswa yang terkena dampak.
Penulis : Yunika Maritasari, Wahyu Sani
Penyunting : Rizky