Pemilihan Umum Raya (Pemira) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) merupakan ajang representasi penerapan nilai demokrasi di lingkungan kampus. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polinela memiliki kekuasaan tertinggi yang bertanggung jawab untuk penyelenggaraan Pemira guna memilih Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma), beserta Gubernur dan Wakil Gubernur dari setiap jurusan tiap tahunnya.
Munculnya akun Instagram @kbm_melawan, 16 Desember 2022 menyadarkan, bahwa Pemira sudah lewat tenggat waktunya. Akun anonim tersebut berisi postingan yang menyudutkan pihak MPM untuk segera melangsungkan Pemira.
Renaldi, Wakil Gubernur Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Peternakan menjelaskan, ramainya persoalan penundaan Pemira di Instagram merupakan bentuk keresahan Mahasiswa Polinela yang ingin mengetahui perkembangan Pemira tahun ini. “Ramainya persoalan yang ada di Instagram tentang penundaan Pemira itu merupakan bentuk keresahan kawan-kawan mahasiswa, karena kami ingin mengetahui sudah sampai mana perkembangan Pemira tahun ini, ditambah tidak adanya kejelasaan pemberitahuan apa yang menjadikan tertundanya Pemira hingga saat ini,” ujarnya..
Selaras dengan Renaldi, Adil Dharma Wibowo, Presma Polinela cukup terkejut akan adanya akun Instagram yang menyinggung Pemira 2022 tersebut. “Menanggapi akun yang sudah beredar, saya juga sedikit kaget dengan adanya akun tersebut, yang berarti menandakan Pemira ini merupakan hal yang sangat urgensi dan perlu segera dilaksanakan sampai muncul akun Instagram seperti itu,” katanya.
Presma menyatakan, bahwa ia selalu ingin membuka forum diskusi terkait Pemira saat ini. “Ya sebelumnya bukan belum diskusi, terkait hal ini untuk menuju diskusi tersebut teman-teman sudah mencoba karena kita tidak ingin membuka forum yang besar ataupun forum yang formal, hanya ingin coba mengetahui bagaimana kejelasan terkait hal ini, karena kami yang di bawah ini hanya nurut perintah atas saja, cuma sampai saat ini belum ada perintah, jadi kita mencoba menurut saja,” jelasnya.
Renaldi juga merasa MPM harus bertanggungjawab dan menyikapi dengan tegas atas program kerja (Progja) Pemira ini, sehingga tidak membuat mahasiswa lain bertanya-tanya. “Seharusnya MPM sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas terselenggaranya Pemira ini, harus mengambil sikap tegas tentang Pemira tahun ini sehingga ini tidak menjadi pertanyaan di kalangan mahasiswa lain,” ucapnya.
Muhammad Ari Kusuma, Ketua MPM KBM Polinela menanggapi tentang beberapa tanggapan ketidakpastian Pemira tahun ini. “Bukan tidak jelas, kami MPM sudah membuka open recruitment panitia Pemira dari tanggal 17 Oktober 2022, tetapi yang mendaftar kurang lebih 10 orang. Lalu kami mengirimkan surat kepada Gubernur HJM untuk segera mengirimkan delegasi agar mengikuti seleksi Panitia Pemira, tetapi yang mengirimkan hanya beberapa gubernur, itu pun tidak memenuhi kuota minimal. Maka dari itu, menurut kami, jika Pemira ini dilaksanakan maka akan tidak maksimal dengan jumlah calon panitia yang mendaftar,” ujarnya.
Akibat persoalan keresahan Mahasiswa Polinela terkait Pemira yang pemungutan suara seharusnya sudah selesai paling lambat 15 Desember sesuai pasal 3 poin 13 sebelum Sidang Umum MPM Polinela, membuat MPM KBM Polinela menerbitkan dua Surat Ketetapan (TAP) per 16 Desember 2022, pukul 23:00 WIB tekait Pemira, yaitu:
- Nomor: 07/TAP/MPM-POLINELA/A/2022 tentang “Teknik Pelaksanaan Pemira Daring dan Luring Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung Periode 2022.
- Nomor: 08/TAP/MPM-POLINELA/A/2022 tentang “Perpanjangan Masa Pelaksanaan Pemira Keluarga Besar Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung Periode 2022”, yang menetapkan masa pelaksanaan Pemira 2022 akan diperpanjang hingga 27 Januari 2023.
Mengutip dari TAP terkait perubahan teknis pelaksanaan Pemira, tertulis alasan perubahan tersebut dikarenakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakannya Pemira KBM Polinela Periode 2022 sebagaimana mestinya, sehingga MPM menciptakan penyesuaian kebijakan pelaksanaan teknis Pemira guna menyesuaikan dengan kondisi New Normal dan tetap terlaksananya Pemira. “Pemira akan dilaksanakan melalui G-form dan atau secara langsung. Kami lakukan kebijakan seperti itu, karena kondisi kampus yang menghadapi new normal dan memperkecil potensi golongan putih (golput),” jelas Ari.
Presma Polinela berharap, Pemira dapat diselesaikan dengan pantas. “Intinya selesaikan dengan cara yang pantas diterima oleh KBM, dan tidak untuk diulur kembali terkait hal ini,” ujarnya.
Renaldi juga berharap, Pemira kali ini disiapkan dengan matang sebab Pemira ini merupakan ajang silahturahmi bagi Mahasiswa Polinela. “Harapan dari saya, Pemira harus betul-betul dipersiapkan, jangan sampai keresahan yang muncul di kalangan mahasiswa, Pemira dilaksanakan secara terburu-buru, karena mengingat Pemira ini adalah pesta demokrasi KBM Polinela, sehingga mahasiswa yang lain tahu siapa yang bakal menjadi pemimpin selanjutnya,” tutupnya.(*)
Penulis : Alfito Ramanda Bakti, Rima Oktaviyana
Penyunting : Novri