Rabu, 27 September 2023 masih dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional sekumpulan mahasiswa yang tergabung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Regional Daerah Lampung menggelar Aksi Pencerdasan di Bundaran Hajimena, Bandar Lampung.
Mengangkat “Wujudkan Kesejahteraan Petani, Reformasi Pendidikan, Sistem Kesehatan”. Aksi yang diinisiasi Aliansi Aksi pencerdasan BEM SI Rakyat Bangkit Daerah Lampung ini, diikuti oleh massa aksi perwakilan mahasiswa serta BEM dari Universitas Lampung (Unila), Darmajaya, UMITRA, Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjung karang dan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (FEB) Universitas Bandar Lampung (UBL) dengan total kurang lebih 100 massa aksi.
Terkait antusias massa yang mengikuti aksi pada kali ini terlihat dominan almamater hijau, dan kuning memenuhi aksi tersebut. Disoroti tak banyak Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang turut andil dalam aksi pencerdasan yang diselenggarakan ini. Hanya terdapat segelintir terlihat Mahasiswa Polinela yang hadir namun tidak memakai atribut Almamater Polinela. Perwakilan BEM Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Polinela pun terlihat tak turun aksi meramaikan aksi pencerdasan yang dilaksanakan oleh BEM SI Regional Daerah Lampung.
Sesuai tema aksi pencerdasan ini memiliki tujuan untuk mengambil momentum Hari Tani Nasional dan mengorasikan permasalahan yang sedang dialami masyarakat pada saat ini. “Tujuannya adalah menyambut Hari Tani Nasional, momentum ini kita harus bergerak begitu, kita sadar ada banyak permasalahan yang terjadi di bidang pertanian, pendidikan dan juga bidang kesehatan,” jelas perwakilan dari BEM Unila.
Lardetha agnesia, Massa aksi dari Unila menyampaikan bahwa ini merupakan seruan keluhan untuk para pemerintah terkait rakyat yang masih dirugikan dan merasa tertindas. “Indonesia belum sepenuhnya merdeka karena kita sebagai rakyat masih banyak yang tertindas terutama para petani yang UMR nya masih rendah padahal kita adalah negara agraris dimana mata pencaharian kita adalah petani, bertani, untuk itu aksi ini kita menyuarakan suara para petani ini agar kita bisa didengar oleh pemerintah,” ungkapnya.
Perwakilan BEM Poltekkes menuturkan mekanisme yang dibentuk seperti aksi ini merupakan regulasi yang nantinya akan ada keberlanjutannya. “kami sengaja membuat regulasinya seperti mekanisme aksi sehingga kita buat aksi pencerdasan dimana nantinya akan ada audiensi dan ada aksi massa yang harapannya nanti akan membawa massa yang cukup banyak sehingga gerakan mahasiswa di daerah Lampung khususnya akan menjadi gerakan yang menjadi sorotan, maka dari itu di sini kami mengajak rekan-rekan BEM agar nantinya bisa membersamai aksi kita, aksi kita yang bersih murni dari kita mahasiswa bukan ditunggangi dari masyarakat ataupun oknum-oknum yang tidak kita inginkan,” tuturnya.
Aksi yang kembali dilakukan setelah 3 bulan tak banyak gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa diharapkan dapat menjadi pemantik awal agar menjadi gerakan masif ke depannya. “harapan saya untuk kita semua bisa membersamai gerakan ini menjadi jauh lebih besar, dan kedepannya lebih banyak terutama untuk para pemerintah agar lebih memperhatikan lagi petani-petani yang ada di indonesia ini,” harap perwakilan BEM FEB UBL.
Deta juga berharap agar mahasiswa dapat lebih mengambil peran agar suara rakyat dapat tersampaikan. “Harapannya kita untuk mahasiswa tentunya kita harus lebih berani, agar kedepannya mahasiswa bisa ikut dalam aksi ini, agar suara kita didengar oleh pemerintah,” tutupnya.(*)
Reporter: Rima Oktaviyana, Azizul Latif
Penyunting: Dyanita